Rabu, 29 April 2015

TUGAS SOFTSKILL 2 ANALISIS JURNAL GAME ENGINE



Jurnal 1

 Pembuatan Game Edukasi Pengenalan Karies Untuk Anak Usia 6 –8 Tahun

Muhamad Fauzi, Rinda Cahyana, Dewi Tresnawati
ABSTRAK

 Kesehatan adalah asset yang  penting bagi kehidupan manusia, dengan hidup sehat maka seseorang dapat menjalani rutinitasnya secara normal. Ada berbagai penyakit yang bisa menggangu kesehatan manusia salah satu diantaranya adalah karies, karies / gigi berlubang merupakan penyakit yang dapat di jumpai pada manusia. Karies bisa menyebabkan penanggalan gigi, nyeri bahkan kematian. Dari sekian banyak penyebab karies salah satu diantaranya adalah bakteri stepcocorus mutans. Tingkat resiko karies di Indonesia khususnya pada anak masih terhitung tinggi sebesar 21% pada anak usia 6–8tahun. Resiko karies dapat dicegah dengan memberikan pendidikan tentang kesehatan gigi pada anak. Berdasarkan hal tersebut maka penelitian ini ditujukan untuk membuat media pendidikan kesehatan gigi dengan menggunakan game. Metode pengembangan game ini mengadopsi metodologi pengembangan gamedengan Digital GameBased Learning (DGBL-ID). Game dibuat berdasarkan tujuan  instruksional umum (TIU) dan tujuan instruksional khusus (TIK) dengan menerapakan metode bermain, demonstrasi dan bercerita. Game engine yang digunakan untuk membuat game ini menggunkan Unity 3D.Hasil akhir dari penelitian ini adalah sebuah game edukasi 3d yang memiliki tujuan pembelajaran pengenalan karies.
Kata Kunci–DGBL-ID, Edukasi, Game, Karies, Pembuatan, Unity 3D.


Latar Belakang
Model pengembangan digital gamebased learning-instructional design(DGBL-ID) terdiri dari 5 fase yang harus diselesaikan sebelum dilanjutkan ke fase beriktuya, fase –fase tersebut yaitu analysis phase, designphase, development phase, quality assurance kemudian implementation and evaluation[8]. Rumate mengungkapkan desain instruksional terbagi kedalam beberapa tahap, yaitu tahap identifikasi, pengembangan dan evaluasi serta revisi [9].Game design merupakan tahap yang menghasilkan game design document, game design document merupakan proses dari game design[10]. Game design document adalah document yang berguna untuk menjelaskan bagaimana game yang akan dirancang bisa berfungsi, bukan bagaimana fungsi tersebut akan di implementasikan [11]. Ada berbagai pendapat mengenai konten dari game design document ini, selain itu, tidak ada standar formal tentang apa saja yang harus ada dalam game design document [10]. Terdapat beberapa aktifitas dalam pembuatan  game design, tahapan tersebut diantaranya terdiri dari desain story setting and character, combat, controls, interface, AI, detailed level, cutscenes, scoring, gamemodes, asset list dan localization plans[12].  Dalam sebuah story line game terdiri dari beberapa komponenen yaitu introduction, complication dan resolution[13].Metode-metode pembelajaran yang dipergunakan untuk anak adalah metode yang sesuai dengan dimensi-dimensi perkembangan mereka, diantaranya adalah metode bermain, karyawisata, bercakap-cakap, bercerita, demonstrasi, metode proyek dan pemberian tugas[14]. Unity 3Dmerupakan gameengine / authoring toolsyang dapat mempermudah gamedesigner dalam membuat game, bahasa pemerograman yang bisa digunakan pada unity 3d adalah java sciprt, c# scriptdan boo, pada pembuatan gamedengan unity 3d,setiap level didefinisikan sebagai sebuah scene, dimana scene tersebut merupakan area yang bisa diakses oleh pemain ketika user memainkan game[15]. Pengujian game dapat diuji dengan menggunakan test case, test case dibuat berdasarkan use case yang dibuat sebelumnya pada tahap game design[10].
Metode yang di gunakan
Proses pengembangan source code game menggunakan IDE monodevelop dengan memakai java script. Script yang dibuat kemudian diimplementasikan kedalam gameobject berupa asset files yang telah dibuat sebelumnya.
Aplikasi Jadi
Game Edukasi Pengenalan Karies

Jurnal 2

Designing and Developing Interactive Learning Multimedia Using 3D Game Engine

 

 Basuki Heri Winarno
ABSTRACT
This study mainly focuses on the process of designing and developing interactive learning media by using Unreal Development Kit, which basically consists of three main parts, i.e., designing 3D objects, designing 2D objects to be used as UI (User Interface), and arranging them into a level in UDK. The next stage is having subjects to test the level and fill out a questionnaire to find out their interest and response towards the use of this new type of learning media. The
subjects are randomly-picked, they are 14 ninth-grade students from several junior high schools aged 14 to 15 years old. The results show that: (1) almost all subjects give positive response towards this type of learning media; (2) this new leaning media is rated 76.9 and 64,2 by media and material experts consecutively, meaning that the media is valid to be used; and (3) all subjects would like to use this media in mobile platforms.
Keywords: 3D Game Engine, UDK (Unreal Development Kit), Interactive
Learning Media, Junior High School
Introduction
The advance of information technology has brought about changes in almost every aspect of human life, including education and learning. One of the recent trends emerging from this fact is the proliferation of interactive learning multimedia, including educational games, for almost any level of education, from preschool children to college students (Ellis, 2006). This trend is driven most by the role played by Adobe Flash (formerly Macromedia Flash), a 2D multimedia platform capable of integrating video, animation, and interactivity into an attractive
package playable in either web browser or as a standalone application. Recent trends in the
development of multimedia-based learning system also incorporate the use of 3D objects to
create a more interesting flash presentation.
Meanwhile, another recent trend that had been waited for so long by some has finally
come, that is the availability of 3D game engines for personal use. As late as 7 or 5 years ago, if
someone wanted to make games or interactive contents in 3D, he had no choice other than built
it from scratch (using available programming languages, mostly C++) or spent hundreds to
thousands of dollars to get a license for a ready-made engine with no guarantee whatsoever that
his game would be a hit. For example, in 2003 it was reported that the license cost for Unreal
Engine was as much as US$ 350,000 (Shiratuddin, 2003).
Unreal Engine 3, as one of the best game engine available today, gives a surprisingly
interesting offer by releasing UDK (SDK version of UE3) in 2009 for public use for free. Epic
Games, the creator of Unreal Engine only asks $99 for the commercial license.
Methodology

The method employed for this research is research and development. This method is
implemented to create a specific product and examine its effectiveness. This research adopted a method adapted from Borg and Gall consisting of six developmental steps, namely: analytic, design, development, validation, revision, and testing. (Depdiknas, 2008) (Sumarno, 2012). (1) Analysis. In this stage, information concerning the design and development of learning multimedia are gathered and analyzed, including analysis on needs assessment as suggested by Lee (1991). (2) Design. This stage concerns with deciding what aspects should be implemented in the project based on instructional design by Lee (2004), creating several drafts for 2D interface, 3D models, and the level itself. (3) Development. This stage consists of creating the preliminary objects to be tested at the next stage. These objects are 2D flash file (*.swf files), 3D models (*.fbx files), and a UDK level. (4) Validation. This stage is meant to find out the evaluations given by the media and material experts. (5) Revision.

This stage
examines the validations and recommendations by the experts, and then implements them in the project. (6) Testing. The product is then tested to find out the students’ response towards this new type of interactive learning media.

Result Application
Designing and Developing Interactive Learning Multimedia




 
READ MORE - TUGAS SOFTSKILL 2 ANALISIS JURNAL GAME ENGINE
Read Comments

Kamis, 02 April 2015

Arsitektur Game Engine (Mesin Game)

Pengertian Game Engine (Mesin Game)                                                

G
ame Engine adalah system perangkat lunak yang dirancang untuk menciptakan dan pengembangan video game. Ada banyak mesin permainan yang dirancang untuk bekerja pada konsol permainan video dan sistem operasi desktop seperti Microsoft Windows, Linux, dan Mac OS X. fungsionalitas inti biasanya disediakan oleh mesin permainan mencakup mesin render ( “renderer”) untuk 2D atau 3D grafis, mesin fisika atau tabrakan (dan tanggapan tabrakan), suara, script, animasi, kecerdasan buatan, jaringan, streaming, manajemen memori, threading, dukungan lokalisasi, dan adegan grafik. Proses pengembangan permainan sering dihemat oleh sebagian besar menggunakan kembali mesin permainan yang sama untuk menciptakan permainan yang berbeda.
Engine bukanlah executable program, artinya engine tidak bisa dijalankan sebagai program yang berdiri sendiri.Diperlukan sebuah program utama sebagai entry point atau titik awal jalannya program. Pada C++, entry point-nya adalah fungsi ‘main().’ Biasanya program utama ini relatif pendek.Game engine adalah program yang ‘memotori’ jalannya suatu program game. Kalau game diilustrasikan sebagai ‘musik’ yang keluar dari mp3 player, maka engine adalah ‘mp3 player’ dan program utama adalah ‘data mp3’ yang dimasukkan ke dalam mp3 player tersebut. Dengan adanya engine, waktu, tenaga dan biaya yang dibutuhkan untuk membuat game software menjadi berkurang secara signifikan. Beberapa game dengan jenis dan gameplay yang hampir sama bisa dibuat dengan sedikit usaha bila terlebih dulu dibuat engine-nya. Setelah engine diselesaikan, programmer hanya perlu menambahkan program utama, memakai resources (objek 3D, musik, efek suara) yang baru, dan, jika benar-benar dibutuhkan, sedikit memodifikasi engine sesuai kebutuhan spesifk dari game yang bersangkutan. Program game engine seluruhnya berorientasi objek.Dia lebih bersifat reaktif daripada prosedural. Sulit untuk menggambarkan engine secara keseluruhan dalam flow-chart, karena alur program bisa diatur sesuai dengan keinginan pemakai engine, yaitu game programmer.


Tujuan Penggunaan Game Engine

Game engine menyediakan seperangkat alat pengembangan visual di samping komponen software digunakan kembali. Alat-alat ini umumnya diberikan dalam suatu lingkungan pengembangan terpadu untuk mengaktifkan disederhanakan, perkembangan pesat dari permainan dengan cara data-driven. Mesin pengembang Game upaya untuk “pra-menciptakan roda” dengan mengembangkan suite perangkat lunak kuat yang mencakup banyak unsur pengembang game mungkin perlu untuk membangun sebuah permainan. Kebanyakan mesin permainan suite menyediakan fasilitas yang memudahkan pengembangan, seperti grafik, suara, fisika dan fungsi AI. Mesin permainan ini kadang-kadang disebut “middleware” karena, seperti dengan istilah naluri bisnis, mereka menyediakan sebuah platform perangkat lunak yang fleksibel dan dapat digunakan kembali yang menyediakan semua fungsionalitas inti yang dibutuhkan, langsung dari kotak, untuk mengembangkan sebuah aplikasi permainan sambil mengurangi biaya , kompleksitas, dan waktu-ke-pasar-semua faktor penting dalam industri video game yang sangat kompetitif. Gamebryo dan RenderWare adalah seperti program middleware banyak digunakan.

Seperti solusi middleware lainnya, mesin permainan biasanya menyediakan abstraksi platform, yang memungkinkan permainan yang sama untuk dijalankan pada berbagai platform termasuk game konsol dan komputer pribadi dengan sedikit, jika ada, perubahan yang dibuat ke kode sumber permainan. Seringkali, mesin permainan dirancang dengan arsitektur berbasis komponen yang memungkinkan sistem tertentu dalam mesin yang akan diganti atau diperpanjang dengan lebih khusus (dan sering kali lebih mahal) komponen middleware game seperti Havok untuk fisika, Miles Sound System untuk suara, atau Bink untuk Video. Beberapa mesin permainan seperti RenderWare bahkan dirancang sebagai rangkaian dihubungkan secara longgar komponen middleware permainan yang bisa selektif dikombinasikan untuk membuat mesin khusus, bukan pendekatan yang lebih umum dari memperluas atau menyesuaikan solusi terintegrasi yang fleksibel. Namun diperpanjang tercapai, hal itu tetap menjadi prioritas tinggi dalam mesin game karena berbagai kegunaan yang mereka diterapkan. Meskipun kekhususan nama, mesin permainan yang sering digunakan untuk jenis lain aplikasi interaktif dengan kebutuhan grafis real-time seperti demo pemasaran, visualisasi arsitektur, simulasi pelatihan, dan lingkungan pemodelan.

Beberapa mesin permainan hanya menyediakan 3D real-time rendering kemampuan bukan berbagai fungsi yang dibutuhkan oleh game. Mesin ini mengandalkan pengembang game untuk melaksanakan seluruh fungsi ini atau merakit dari komponen middleware permainan lainnya. Jenis mesin umumnya disebut sebagai “mesin grafis,” “mesin render,” atau “mesin 3D” bukan meliputi lebih istilah “mesin permainan.” Terminologi ini tidak konsisten banyak digunakan sebagai fitur lengkap mesin permainan 3D disebut hanya sebagai “mesin 3D.” Beberapa contoh mesin grafis adalah: Crystal Space, Genesis3D, Irrlicht, JMonkey Engine, OGRE, RealmForge, Truevision3D, dan Visi Engine. Modern permainan atau mesin grafis umumnya memberikan grafik adegan, yang merupakan representasi berorientasi objek dari dunia permainan 3D yang sering menyederhanakan desain game dan dapat digunakan untuk rendering yang lebih efisien dari dunia maya yang luas.

Tipe Game Engine
Game engine biasanya datang dengan berbagai macam jenis dan ditujukan untuk berbagai kemampuan pemrograman. Ada 3 tipe game engine yang ada saat ini, diantaranya :

1.       Roll-your-own game engine
Banyak perusahaan game kecil seperti publisher indie biasanya menggunakan engine-nya sendiri. Mereka menggunakan API seperti XNA, DirectX atau OpenGL untuk membuat game engine mereka sendiri. Di sisi lain, mereka kadang menggunakan library komersil atau yang open source. Terkadang mereka juga membuat semuanya mulai dari nol. Biasanya game engine tipe ini lebih disukai karena selain kemungkinan besar diberikan secara gratis, juga memperbolehkan mereka (para developer) lebih fleksibel dalam mengintegrasikan komponen yang diinginkan untuk dibentuk sebagai game engine mereka sendiri. Kelemahannya banyak engine yang dibuat dengan cara semacam ini malah menyerang balik developernya. Tower Games Studio membutuhkan satu tahun penuh untuk menyempurnakan game engine-nya, hanya untuk ditulis ulang semuanya dalam beberapa hari sebelum penggunaannya karena adanya bug kecil yang sangat mengganggu.

2. Mostly-ready game engines

Engine ini biasanya sudah menyediakan semuanya begitu diberikan pada developer/programer. Semuanya termasuk contoh GUI, physiscs, libraries model, texture dan lain-lain. Banyak dari mereka yang sudah benar-benar matang, sehingga dapat langsung digunakan untuk scripting sejak hari pertama.Game engine semacam ini memiliki beberapa batasan, terutama jika dibandingkan dengan game engine sebelumnya yang benar-benar terbuka lebar. Hal ini ditujukan agar tidak terjadi banyak error yang mungkin terjadi setelah sebuah game yang menggunakan engine ini dirilis dan masih memungkinkan game engine-nya tersebut untuk mengoptimalkan kinerja game-nya. Contoh tipe game engine seperti ini adalah Unreal Engine, Source Engine, id Tech Engine dan sebagainya yang sudah sangat optimal dibandingkan jika harus membuat dari awal.Dengan hal ini dapat menyingkat menghemat waktu dan biaya dari para developer game.

3. Point-and-click engines

Engine ini merupakan engine yang sangat dibatasi, tapi dibuat dengan sangat user friendly. Anda bahkan bisa mulai membuat game sendiri menggunakan engine seperti GameMaker, Torque Game Builder dan Unity3D. Dengan sedikit memanfaatkan coding, kamu sudah bisa merilis game point-and-click yang kamu banget.Kekurangannya terletak pada terbatasnya jenis interaksi yang bisa dilakukan dan biasanya hal ini mencakup semuanya, mulai dari grafis hingga tata suara.Tapi bukan berarti game engine jenis ini tidak berguna, bagi developer cerdas dan memiliki kreativitas tinggi, game engine seperti ini bisa dirubah menjadi sebuah game menyenangkan, seperti Flow.Game engine ini memang ditujukan bagi developer yang ingin menyingkat waktu pemrogramman dan merilis game-game mereka secepatnya.
Beberapa Contoh Game Engine Open Source :
- 3Dgame Studio
- Delta 3D
- UnrealEngine
- Panda3D
- Torque
- Quake Engine



READ MORE - Arsitektur Game Engine (Mesin Game)
Read Comments

Singgih Satyahadi

Diberdayakan oleh Blogger.